Kamis, 10 Agustus 2023

menjaga sistem peredaran darah


 Sistem peredaran darah atau kardiovaskular memiliki segenap fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh tubuh, menyalurkan hormon, serta mengeluarkan karbon dioksida melalui paru-paru.


Komponen dalam sistem kardiovaskular terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah yang meliputi arteri, kapiler serta vena. Dalam sistem ini terdapat tiga mekanisme sirkulasi, yaitu sistemik, pulmonal dan koroner.

Kinerja dari sistem peredaran darah sangat menentukan keberlangsungan hidup seorang manusia. Jika terjadi gangguan seperti penyumbatan, maka penyakit dengan tingkat fatalitas tinggi siap menghampiri. Penyakit-penyakit itu antara lain serangan jantung, stroke, darah tinggi, aterosklerosis, dan aneurisma aorta abdominal.

Karena alasan itu, menjaga sistem peredaran darah agar tetap lancar menjadi begitu penting. Namun jangan khawatir, langkah-langkah pencegahan tidak selalu rumit. Anda cukup dituntut konisten melakukannya. Berikut adalah cara mudah melancarkan sistem peredaran darah.

 

1. Konsumsi makanan bernutrisi

Makanan yang masuk ke tubuh sangat mempengaruhi kesehatan sistem peredaran darah. Makanan yang baik untuk sistem ini setidaknya harus mengandung omega-3, zat besi, vitamin B3, dan Vitamin E. Selain itu, makanan kaya antioksidan juga baik melindungi pembuluh darah.

Kandungan omega-3 di antaranya bisa Anda dapatkan dari daging, ikan salmon dan alpokat. Asam lemak ini akan sangat membantu mencegah penyumbatan di pembuluh darah. Sementara zat besi bisa didapat dari sayuran hijau seperti bayam. Sayuran hijau diperlukan untuk membentuk hemoglobin sebagai pengantar oksigen.

 

2. Rutin berolahraga

Untuk mengoptimalkan kineja jantung dan pembuluh darah, Anda harus rutin menggerakkan tubuh. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga. Contoh olahraga yang cocok untuk sistem peredaran darah adalah jogging, renang, senam aerobik, dan bersepeda.

Saat menjalani olahraga seperti itu, darah akan memompa jantung lebih cepat. Dampak baik yang dihasilkan adalah menurunnya tekanan darah. Olahraga juga akan membuat Anda lebih banyak memasok oksigen ke dalam tubuh.

Sebaliknya, kebiasaan buruk berupa kurang gerak akan otomatis menurunkan kemampuan arteri. Contohnya seperti duduk selama berjam-jam. Kebiasaan ini membuat aliran darah, khususnya ke bagian kaki menjadi terhambat. Risiko lain, terjadi kerusakan fungsi pembuluh darah kecil.

 

3. Mencegah stres berlebihan

Reaksi terketan baik secara fisik maupun emosional dapat mempengaruhi kinerja sistem peredaran darah. Reaksi yang dikenal sebagai stres ini memicu kenaikan tekanan darah. Kenaikan tersebut terjadi karena adanya aktivitas pelepasan hormon adrenalin ketika seseorang stres.

Naiknya tekanan darah sacara tiba-tiba saat orang stres berpotensi mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah serta memaksa jantung memompa jantung jauh lebih keras. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama, gejala-gejala hipertensi bisa muncul.

Saat mengalami stres, usahakan tidak berlangsung secara berlarut-larut demi kesehatan sistem kardiovaskukar. Cobalah menenangkan diri seperti mengatur pernapasan atau melakukan kegiatan-kegiatan yang sangat disukai.

 

4. Mengurangi rokok dan alkohol

Selain terhadap paru-paru, dampak terburuk rokok dirasakan oleh komponen-komponen dalam sistem kardiovaskular, seperti jantung dan pembuluh darah. Kandungan nikotin di dalamnya bisa merusak dinding arteri. Nikotin itu juga bakal menghalangi suplai oksigen yang biasa dilarikan darah ke seluruh bagian tubuh.

Zat lain yang berpengaruh buruk terhadap jantung adalah alkohol. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa menyebabkan lemah jantung. Terhadap orang yang memiliki riwayat hipertensi, konsumsi alkohol secara berlebihan akan semakin meningkatkan risiko komplikasi mengalami gagal jantung.

 

5. Cukupi kebutuhan air dalam tubuh

Cara paling mudah menjaga kelancaran peredaran darah adalah dengan mencukupi kebutuhan air dalam tubuh. Kebutuhan air mineral yang umum yaitu sebanyak 2 liter atau sekitar 8 gelas setiap hari. Air berfungsi mencegah darah mengental dan terkonsentrasi. Kekurangan air akan mengakibatkan naiknya tekanan darah.

Penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskular memang bisa menyerang siapa saja. Penyebabnya bisa karena keturunan atau pola hidup yang buruk. Langkah-langkah di atas bisa membantu Anda mencegah risiko terjangkit.

Namun ada baiknya, Anda juga mempersiapkan langkah pencegahan terhadap risiko terbebani biaya perawatan jika menderita penyakit-penyakit terkait sistem peredaran darah. Caranya dengan membeli asuransi kesehatan!

Asuransi dapat memberikan kemudahan akses perlindungan kesehatan dengan manfaat rawat inap dan pembedahan!




gangguan pada sistem peredaran darah



Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah adalah pengukuran seberapa banyak kekuatan yang digunakan untuk memompa darah melalui pembuluh arteri.

Jika kamu memiliki tekanan darah tinggi, disebut juga hipertensi, itu berarti kekuatannya lebih tinggi dari yang seharusnya.  

Kondisi ini dapat merusak jantung dan menyebabkan penyakit jantung, stroke, atau penyakit ginjal. Namun, gejala tekanan darah tinggi seringkali tidak disadari.

Serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah, misalnya karena penyumbatan pada arteri. Kondisi ini dapat merusak otot jantung dan merupakan keadaan darurat medis. 


Segera cari bantuan medis jika mengalami gejala serangan jantung, seperti nyeri di bagian tengah atau kiri dada, nyeri yang menyebar dari rahang, bahu, lengan, atau di punggung, sesak napas, berkeringat, mual, dan detak jantung tak teratur.

 Wanita sering mengalami serangan jantung sedikit berbeda, dengan tekanan atau nyeri di punggung dan dada.

Stroke 

Stroke sering terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri di otak dan mengurangi suplai darah. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah.

 Kedua kondisi tersebut mencegah darah dan oksigen mencapai otak. Akibatnya, bagian otak kemungkinan besar akan rusak. 

Baca juga: Urutan Peredaran Darah Besar pada Manusia Aneurisma aorta Aneurisma aorta adalah gangguan sistem peredaran darah yang memengaruhi arteri utama di tubuh. Artinya, dinding arteri telah melemah, sehingga memungkinkannya melebar atau "menggelembung". Arteri yang membesar bisa pecah dan menjadi keadaan darurat medis.

 Penyakit arteri perifer

 Penyakit arteri perifer adalah aterosklerosis yang terjadi di ekstremitas, biasanya di kaki. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke kaki, jantung, dan otak. Jika mengidap penyakit arteri perifer, seseorang beresiko lebih besar terkena penyakit sistem peredaran darah lainnya.  

 Aneurisma aorta

biasanya terjadi ketika ada masalah jantung lainnya, seperti serangan jantung atau penyakit arteri koroner Aterosklerosis dan penyakit arteri koroner Aterosklerosis, atau dikenal sebagai pengerasan arteri, terjadi ketika plak menumpuk di dinding arteri dan akhirnya menghalangi aliran darah. Plak itu terbentuk dari kolesterol, lemak, dan kalsium. Penyakit arteri koroner menunjukkan bahwa penumpukan plak di arteri telah menyebabkan arteri menyempit dan mengeras. 

Aterosklerosis dan penyakit arteri koroner Aterosklerosis, atau dikenal sebagai pengerasan arteri, terjadi ketika plak menumpuk di dinding arteri dan akhirnya menghalangi aliran darah. Plak itu terbentuk dari kolesterol, lemak, dan kalsium. Penyakit arteri koroner menunjukkan bahwa penumpukan plak di arteri telah menyebabkan arteri menyempit dan mengeras.

Hal ini dapat membuat bekuan darah berisiko menyumbat arteri. Penyakit ini dapat berkembang seiring waktu. Pengidapnya dapat mengalaminya tetapi tidak menyadari gejala apa pun. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada atau sensasi berat di dada.

Cara pencegahan gangguan sistem peredaran darah Untuk menurunkan risiko berbagai gangguan tersebut, penting untuk senantiasa menjalani pola hidup sehat.

 Berikut cara pencegahan gangguan sistem peredaran darah manusia, yaitu:

  •  Pertahankan berat badan yang sehat 
  • Jangan merokok Berolahraga minimal 30 menit sehari 
  • Pertahankan pola makan yang sehat, rendah lemak, rendah kolesterol dengan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian 
  • Hindari konsumsi lemak trans dan lemak jenuh, seperti pada makanan olahan dan makanan cepat saji 
  • Batasi asupan garam dan alkohol 
  • Gunakan relaksasi dan perawatan diri untuk mengurangi stres




sistem peredaran darah


Sistem peredaran darah merupakan suatu sistem dalam tubuh manusia yang disebut juga dengan sistem kardiovaskuler yang merupakan sistem pemindahan nutrisi dan zat-zat tertentu melalui sistem peredaran darah dari jantung ke seluruh sel-sel organ dalam tubuh, dan sebaliknya.


Sebelum lanjut ke alat atau komponen dalam peredaran darah, kita perlu mengetahui apa itu darah. Darah merupakan suspensi berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Darah sendiri terdiri dari dua komponen yaitu sel-sel darah dan plasma darah.

Organ-organ pada Sistem Peredaran Darah Manusia
Setelah mengetahui pengertian dari sistem peredaran darah dan darah itu sendiri. Berikut adalah organ-organ yang terlibat dalam sistem peredaran darah manusia:

  • Jantung
Jantung merupakan bagian tubuh manusia yang terletak dalam rongga dada sebelah kiri di atas diafragma. Jantung sendiri memiliki fungsi sebagai alat pemompa darah. Jantung mempunyai empat ruang yang terbagi sempurna yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel).

Jantung sendiri terbungkus oleh perikardium yang terdiri dari 2 lembar yaitu lamina panistalis di sebelah luar dan lamina viseralis yang menempel pada dinding jantung.

Selain itu, jantung juga memiliki dua katup. Katup atrioventrikuler (valvula bikuspidalis) yang terdapat di antara serambi dan bilik jantung, fungsinya mencegah aliran dari bilik ke serambi selama sistole (penguncupan jantung akibat kontraksi otot jantung). Satu lagi adalah katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) berbentuk seperti bulan sabit yang fungsinya mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis kiri ke bilik selama diastole (pengenduran otot jantung waktu pengisian kembali jantung oleh darah).

  • Pembuluh Darah
Selain jantung untuk memompa darah, diperlukan juga pembuluh darah untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Terdapat tiga macam pembuluh darah yaitu arteri, vena, dan kapiler. Yuk simak penjelasan berikut untuk mengetahui hubungan ketiga pembuluh darah satu dengan lain.

  • Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung atau yang arahnya meninggalkan jantung disebut dengan pembuluh darah nadi atau arteri.

Arteri yang mengandung darah yang kaya oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh, pembuluh darah ini disebut nadi besar atau aorta.

Aorta ini membentuk cabang-cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh. Cabang-cabang inilah yang disebut kapiler.

Pembuluh darah nadi kedua, keluar dari bilik kanan (ventrikel kanan) membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya karbon dioksida menuju ke paru-paru, disebut arteri pulmonalis.

  • Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh darah yang membawa darah ke jantung disebut dengan pembuluh darah vena atau pembuluh balik.

Pembuluh balik tubuh berukuran besar terdiri dari pembuluh balik atas (vena kava superior) dan pembuluh balik bawah (vena kava inferior).

Pembuluh balik atas membawa darah dari tubuh bagian atas misalnya kepala dan lengan. Pembuluh balik bawah membawa darah dari tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh vena kava superior-inferior bermuara ke serambi kanan jantung (atrium kanan) membawa darah kaya karbon dioksida.

Sedangkan vena pulmonalis merupakan vena yang membawa aliran darah mengandung oksigen dari organ paru-paru menuju ke jantung di bagian serambil atau atrium kiri jantung.

Vena merupakan pembuluh berdinding lebih tipis, kurang elastis, dan lubang pembuluh lebih besar daripada arteri. Pembuluh ini mempunyai beberapa katup untuk mencegah agar darah tidak berbalik arah.

Pembuluh vena ini mudah dikenali karena terletak dekat permukaan kulit yang biasanya terlihat berwarna kebiruan.

  • Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah berukuran kecil sebagai perpanjangan arteri dan vena disebut dengan kapiler. Dinding sel pembuluh ini bersifat permeabel alias dapat ditembus partikel sehingga cairan tubuh dan zat-zat terlarut dapat keluar masuk melalui dinding selnya yang hanya berupa selapis sel.

Pembuluh kapiler menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dengan ujung pembuluh balik terkecil (venula).

Di pembuluh kapiler inilah juga terjadi pertukaran oksigen, karbon dioksida, zat-zat makanan, serta hasil-hasil ekskresi dengan jaringan yang ada di sekeliling kapiler.

Meskipun ukuran arteriol dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan arteri dan vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhan lebih besar di arteriol dan kapiler. Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darah di dalam arteri dan vena.

Macam Sistem Peredaran Darah
Arteri, vena, dan kapiler bekerja sama mengedarkan darah. Berdasarkan peredarannya, sistem peredaran darah manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

  • Sistem Peredaran Darah Kecil
Sistem peredaran darah ini mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.

Darah yang kaya karbon dioksida dari bilik kanan -> dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis -> paru-paru di bagian alveolus darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen -> pembuluh balik paru-paru/vena pulmonalis -> jantung melalui serambi kiri.

  • Sistem Peredaran Darah Besar
Sistem peredaran darah ini mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

Jantung (bilik kiri) -> aorta -> pembuluh nadi -> pembuluh kapiler -> pembuluh balik atas dan pembuluh balik bawah -> jantung melalui serambi kanan.




Senin, 07 Agustus 2023

upaya menangani gangguan pada sistem pencernaan manusia

 



Mengalami gangguan sistem pencernaan memang kerap tidak bisa dihindari. Gaya hidup yang kurang baik menjadi salah satu factor utama mengapa kita seringkali mengalami gangguan sistem pencernaan. Mulai dari makan yang tidak teratur, jajan sembarangan, hingga merokok dan mengonsumsi minuman bersoda menjadi beberapa penyebab mengapa Anda mengalami gangguan sistem pencernaan.

Namun, jika memang Anda sudah terlanjur mengalami gangguan sistem pencernaan, terdapat beberapa cara mudah untuk mengatasinya. Simak beberapa cara mengatasi gangguan sistem pencernaan yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah berikut ini.

Mengonsumsi Teh Kamomil

Kamomil sudah sejak lama digunakan untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan dan berbagai penyebab sakit perut lainnya. Anda bisa membuat teh kamomil dengan menyeduh 2 atau 3 sendok teh kamomil kering dalam satu cangkir yang ditambahkan air mendidih.

Kemudian, saring airnya setelah diseduh selama kurang lebih 10 menit. Teh kamomil bisa diminum sampai tiga atau empat kali sehari di antara waktu makan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, kamomil juga berfungsi seperti estrogen dalam tubuh, maka dari itu wanita yang punya riwayat kanker yang sensitif dengan hormon ada baiknya berhati-hati dalam mengonsumsinya, jangan sampai berlebihan.

Menyantap Makanan Fermentasi

Kandungan bakteri baik atau probiotik di dalam makanan fermentasi ternyata juga dapat berfungsi mengatasi gangguan sistem pencernaan.  Probiotik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dan memecah laktosa di dalam usus. Selain itu, bila dikonsumsi secara teratur, makanan fermentasi tersebut juga bisa meningkatkan imunitas sehingga tubuh lebih kebal terhadap serangan penyakit.

Melakukan Terapi Relaksasi

Salah satu penyebab terjadinya gangguan sistem pencernaan adalah stress. Percaya atau tidak, nyatanya stress dapat memicu gangguan pencernaan lho. Oleh karena itu, jika Anda menghindari stress akan dapat menghentikan gangguan pada sistem pencernaan dan mengurangi efeknya.

Salah satu cara untuk menghindari stress adalah dengan melakukan terapi relaksasi yang bisa Anda lakukan di rumah ataupun di salon atau spa. Jangan lupa juga untuk menambahkan wewangian aromaterapi untuk menambah efek relaksasi pada tubuh Anda.

Banyak Minum Air Putih

Agar gangguan sistem pencernaan bisa teratasi, sebisa mungkin untuk cukupi kebutuhan cairan tubuh Anda setiap harinya. Cairan tubuh yang tercukupi akan membuat sistem pencernaan berjalan dengan lancar.

Konsumsi setidaknya 8 gelas air setiap harinya atau 2 liter air. Dengan asupan air yang cukup, Anda akan jarang mengalami dehidrasi sehingga tubuh menjadi lebih segar dan kesehatan pencernaan pun terjaga dengan baik.

Ubah Kebiasaan Tidur

Ketika mengalami gangguan sistem pencernaan, jangan langsung berbaring karena hal itu malah dapat memperparah kondisi Anda. Tidur akan lebih nyenyak jika Anda menahan diri untuk tidak berbaring sampai gejala hilang. Apabila memungkinkan, ada baiknya Anda menunggu tiga jam setelah makan terlebih dahulu baru kemudian Anda tidur.

Selain itu, sebisa mungkin jangan bersandar di sofa atau kursi setelah makan. Anda bisa menempatkan balok di bawah kaki kepala ranjang untuk menaikkan posisi kepala dan bahu. Jika memang ranjang tidak bisa diangkat, Anda juga dapat menggunakan beberapa bantal untuk membuat posisi Anda terasa lebih nyaman.

Itulah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi berbagai gejala gangguan sistem pencernaan. Agar selalu terhindar dari gangguan sistem pencernaan, mulailah dari sekarang untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Berikan juga perlindungan kesehatan menyeluruh untuk diri Anda dan keluarga bersama Mega International Health Care untuk mendapatkan perlindungan kesehatan berkelas dunia di manapun Anda berada.




Gangguan pada sistem pencernaan manusia

 



Pengertian Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan adalah sekelompok kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, gangguan pencernaan terbagi menjadi dua, yaitu gangguan pencernaan organik dan fungsional.

Gangguan pencernaan organik terjadi ketika ada kelainan struktural pada sistem pencernaan, yang mencegahnya bekerja dengan baik. Sementara gangguan pencernaan fungsional terjadi ketika saluran pencernaan tampak normal secara struktural tetapi masih tidak berfungsi dengan baik.

Adapun beberapa gangguan pencernaan yang umum terjadi sebagai penyebab gangguan pencernaan adalah: 

  • Penyakit refluks gastroesofageal atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
  • Irritable bowel syndrome (IBS/sindrom iritasi usus).
  • Inflammatory bowel disease (IBD/penyakit peradangan usus).
  • Batu empedu.
  • Penyakit Celiac.

Penyebab Gangguan Pencernaan

Penyebab gangguan pencernaan akan bervariasi, tergantung pada jenis penyakit atau kondisi yang mendasarinya. 

Apa Saja Penyakit Gangguan Pencernaan?

Berikut adalah penjelasan mengenai sejumlah penyakit atau kondisi yang dapat menjadi penyebab gangguan pencernaan: 

1. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)

Penyakit refluks asam lambung (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan). Adapun penyebab utama dari kondisi ini adalah melemahnya cincin otot kerongkongan. Cincin otot kerongkongan tersebut berfungsi mencegah makanan kembali ke kerongkongan setelah masuk ke lambung. Hingga 

2. Irritable Bowel Syndrome (IBS/sindrom iritasi usus) 

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBS. Namun, para ahli menduga kalau sejumlah faktor berikut tampaknya berperan dalam memicunya:

  • Kontraksi otot di usus. Dinding usus dilapisi dengan lapisan otot yang berkontraksi saat mereka memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Kontraksi yang lebih kuat dan bertahan lebih lama dari biasanya dapat menyebabkan gas, kembung, dan diare. 
  • Sistem saraf. Masalah dengan saraf pada sistem pencernaan dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Khususnya saat perut meregang karena gas atau feses. Sinyal yang terkoordinasi dengan buruk antara otak dan usus dapat menyebabkan tubuh bereaksi berlebihan terhadap perubahan yang biasanya terjadi dalam proses pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit, diare atau sembelit.
  • Infeksi parah. IBS dapat berkembang setelah serangan diare parah akibat infeksi bakteri atau virus. Kondisi ini memiliki istilah medis gastroenteritis. Selain itu, IBS juga mungkin berkaitan dengan kelebihan bakteri usus (pertumbuhan bakteri yang berlebihan).
  • Stres. Orang yang terpapar peristiwa stres, terutama saat masa kanak-kanak, cenderung memiliki lebih banyak gejala IBS. 

3. Inflammatory Bowel Disease (IBD) 

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti dari IBD atau penyakit peradangan usus. Tetapi para ahli mengklaim kalau IBD adalah hasil dari sistem kekebalan tubuh yang melemah. Kemungkinan penyebabnya adalah:

  • Sistem kekebalan yang tidak dapat merespons kuman dengan optimal.  Misalnya seperti virus atau bakteri, yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
  • Dapat terpicu pengaruh komponen genetik. Sebagai contoh, seseorang dengan riwayat keluarga IBD lebih mungkin mengembangkan kondisi ini. 

4. Batu Empedu 

Para ahli berpikiran kalau batu empedu dapat terjadi ketika:

  • Empedu mengandung kolesterol berlebih. Biasanya, empedu mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang hati keluarkan. Tetapi jika hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat empedu larutkan,  kelebihan kolesterol dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu.
  • Empedu mengandung terlalu banyak bilirubin. Bilirubin adalah bahan kimia yang tubuh produksi saat memecah sel darah merah. Kondisi tertentu dapat menyebabkan hati (liver) membuat terlalu banyak bilirubin. Misalnya seperti sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi pada pembentukan batu empedu.

5. Penyakit Celiac

Penyakit Celiac adalah masalah pencernaan yang melukai usus kecil. Kondisi ini dapat membuat proses penyerapan nutrisi dari makanan pada tubuh terhambat. Seseorang dapat terserang penyakit celiac jika sensitif terhadap gluten.

Gluten adalah sejenis protein yang terkandung dalam gandum, jelai, dan terkadang dalam jumlah kecil dalam oat campuran.

6. Tukak Lambung

Tukak lambung atau peptic ulcer adalah luka terbuka yang terbentuk pada lapisan lambung atau usus 12 jari (ulkus duodenum). Adapun salah satu penyebab dari kondisi ini adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Selain itu, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risikonya. 

Faktor Risiko Gangguan Pencernaan

Faktor risiko dari kondisi ini akan bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah penjelasannya: 

1. GERD

Berbagai faktor risiko GERD, antara lain:

  • Pengidap hiatus hernia.
  • Pengidap obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Ibu hamil.
  • Konsumsi makanan tinggi lemak.
  • Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan minuman yang mengandung kafein.
  • Kondisi psikologis, seperti stres atau memendam kemarahan.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu GERD.

2. IBS

Berbagai faktor risiko IBS, antara lain:

  • Infeksi di saluran pencernaan.
  • Perubahan kondisi bakteri normal di dalam usus kecil.
  • Gangguan pada fungsi otak saat mengirim sinyal ke usus.
  • Makanan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dicerna di saluran pencernaan.
  • Makanan atau minuman tertentu yang sulit untuk dicerna, seperti makanan dengan kadar asam, lemak, gula, atau karbohidrat yang tinggi.
  • Perubahan kadar hormon atau neurotransmitter dalam tubuh.
  • Gangguan kesehatan mental, seperti gangguan panik, cemas, depresi, dan stres.

3. IBD

Berbagai faktor risiko IBD, antara lain:

  • Lingkungan.
  • Pola makan.
  • Genetik.
  • Kebiasaan merokok.

4. Batu Empedu 

Berbagai faktor risiko batu empedu, antara lain:

  • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Sering makan makanan tinggi lemak dan rendah serat.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu.
  • Mengidap diabetes.
  • Memiliki kelainan darah tertentu, seperti anemia sel sabit atau leukemia.
  • Memiliki penyakit liver.

5. Penyakit Celiac

Berbagai faktor risiko penyakit Celiac, antara lain:

  • Riwayat keluarga dengan penyakit Celiac.
  • Infeksi virus.
  • Menjalani persalinan dan operasi.
  • Stres berlebihan.

6. Tukak Lambung

Selain memiliki risiko terkait penggunaan NSAID, seseorang mungkin memiliki peningkatan risiko tukak lambung jika:

  • Memiliki kebiasaan merokok karena dapat meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang terinfeksi H. pylori.
  • Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. 
  • Memiliki stres yang tidak terkelola dengan baik.
  • Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas.

Gejala Gangguan Pencernaan

Gejala dari GERD, antara lain:

  • Rasa tidak nyaman di dada.
  • Batuk kering.
  • Rasa asam di mulut.
  • Radang tenggorokan.
  • Kesulitan menelan.

Gejala dari IBS, antara lain:

  • Nyeri atau tidak nyaman pada perut.
  • Perubahan frekuensi buang air besar.
  • Perubahan bentuk kotoran.

Gejala dari IBD, antara lain:

  • Nyeri pada perut.
  • Diare.
  • Kelelahan.
  • Buang air besar tidak tuntas.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Perdarahan pada rektum.

Gejala dari batu empedu, antara lain:

  • Rasa sakit yang terus-menerus di bawah tulang rusuk, di sisi kanan tubuh.
  • Penyakit kuning.
  • Suhu tinggi.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Berkeringat.

Gejala dari penyakit Celiac, antara lain:

  • Diare jangka panjang.
  • Sembelit.
  • Tinja yang pucat, lebih bau dari biasanya, dan mengapung.
  • Sakit perut.
  • Kembung.
  • Gas.
  • Mual.
  • Muntah. 

Diagnosis Gangguan Pencernaan

Dokter akan mendiagnosis jenis gangguan pencernaan pada seseorang dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai. 

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada GERD adalah endoskopi dan x-ray. Pada IBS, umumnya dilakukan pemeriksaan intoleransi laktosa, pernapasan, darah, feses, sigmoidoskopi fleksibel, kolonoskopi, x-ray, serta CT scan. 

Pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada IBD, antara lain pemeriksaan darah, endoskopi, kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, x-ray, CT scan, dan MRI.

Pemeriksaan penunjang untuk batu empedu adalah USG, CT scan, tes darah, dan pemindaian radionuklida kandung empedu. Sementara untuk penyakit Celiac adalah pemeriksaan serologi dan tes genetik untuk antigen leukosit manusia (HLA-DQ2 dan HLA-DQ8).

Pengobatan Gangguan Pencernaan

Perawatan dan pengobatan untuk gangguan pencernaan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan untuk GERD, antara lain:

  • Antibiotik.
  • Beberapa jenis obat lainnya sesuai resep dari dokter.
  • Tindakan operasi.

Pengobatan untuk IBS, antara lain:

  • Menghindari kafein.
  • Meminimalisir stres.
  • Menggunakan obat sesuai dengan anjuran dokter.

Pengobatan untuk IBD, antara lain:

  • Obat-obatan anti radang.
  • Supresor sistem imun.
  • Antibiotik.
  • Tindakan operasi.

Pengobatan untuk batu empedu, antara lain:

  • Obat-obatan.
  • Operasi pengangkatan batu empedu.

Sementara itu, penyakit Celiac bisa ditangani dengan diet ketat bebas gluten seumur hidup sebagai satu-satunya cara pengobatan.

Komplikasi Gangguan Pencernaan

Komplikasi yang dapat terjadi akibat GERD adalah:

  • Esofagitis atau peradangan lapisan esofagus. Kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah gejala. Baca lebih lanjut pada artikel: Gejala Umum yang Dialami Pengidap Esofagitis
  • Striktur, bekas luka yang terbentuk karena luka akibat asam lambung.
  • Esofagus Barrett, perubahan pada sel dan jaringan lapisan esofagus akibat asam lambung.

 Komplikasi yang dapat terjadi akibat IBS adalah:

  • Hemoroid (wasir).
  • Malnutrisi atau kekurangan nutrisi.
  • Gangguan mental, seperti cemas atau depresi.
  • Penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

 Komplikasi yang dapat terjadi akibat IBD adalah:

  • Dehidrasi.
  • Kekurangan gizi atau malnutrisi.
  • Sumbatan (obstruksi) pada usus.
  • Fistula atau terbentuknya saluran abnormal di usus atau anus.
  • Muncul luka atau robekan di anus (fisura ani).
  • Penyumbatan di pembuluh darah di usus.
  • Perforasi atau robekan pada usus besar.
  • Kanker usus besar.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat batu empedu adalah:

  • Peradangan kantong empedu (kolesistitis).
  • Penyumbatan saluran empedu.
  • Penyumbatan saluran pankreas.
  • Kanker kantong empedu.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit Celiac adalah:

  • Malnutrisi akibat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik.
  • Intoleransi laktosa.
  • Kanker usus besar, limfoma usus, dan limfoma Hodgkin.
  • Gangguan sistem saraf, seperti neuropati perifer.

Pencegahan Gangguan Pencernaan

Upaya pencegahan untuk GERD, antara lain:

  • Menghindari penggunaan pakaian sempit
  • Menjaga berat badan tetap ideal.
  • Menghindari berbaring setelah makan.
  • Berhenti merokok dan menghindari paparan asapnya. Jika kamu adalah perokok dan ingin berhenti, ketahui tipsnya pada artikel: Ini Cara Berhenti Merokok Secara Aman dan Permanen
  • Menghindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung.

Upaya pencegahan untuk IBS, antara lain:

  • Mengonsumsi cukup serat.
  • Menghindari atau membatasi konsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan berlemak dan bergas.
  • Makan dengan waktu rutin dan teratur.
  • Membatasi produk-produk susu.
  • Minum banyak cairan.
  • Melakukan olahraga rutin.
  • Menggunakan obat-obatan anti diare dan laksatif dengan hati-hati.

Upaya pencegahan untuk IBD, antara lain:

  • Makan dengan porsi kecil.
  • Minum banyak cairan.
  • Mengonsumsi multivitamin sesuai anjuran dokter.
  • Menghindari stres dengan olahraga, relaksasi, dan latihan pernapasan.

Upaya pencegahan untuk batu empedu, antara lain:

  • Makan secara teratur.
  • Konsumsi lebih banyak makanan tinggi serat.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. 

Upaya pencegahan untuk penyakit Celiac, antara lain:

  • Menjalani diet bebas gluten saat hamil, jika ibu mengidap penyakit Celiac.
  • Melakukan tes genetik untuk bayi.
  • Menyusui bayi secara eksklusif setidaknya enam bulan.
  • Memperkenalkan gluten secara perlahan setelah anak berusia antara 4 hingga 6 bulan.